Kali ini saya mau cerita sedikit tentang pencapaian-pencapain saya sebagai pembaca buku selama setahun ke belakang sekaligus pengin berbagi buku-buku apa saja yang menjadi favorit saya tahun lalu.
Tahun 2019 saya menargetkan membaca 55 buku. Alhamdulillah, ternyata saya bisa melebihi target baca yang sudah saya pasang. Sebanyak 68 buku berhasil saya tuntaskan. Pencapaian ini lebih baik dari tahun 2018 karena saya hanya membaca sekitar 60-an buku dari target 50 buku. Seperti biasa saya membaca bermacam-macam buku, fiksi dan nonfiksi. Mulai dari romance, misteri, detektif, memoar, sains, self-improvement sampai bisnis. Semuanya dalam bentuk buku fisik.
Tahun lalu saya masih dipercaya beberapa penerbit untuk mengulas buku di Instagram. Kadang editor atau penulisnya sendiri yang minta saya untuk mengulas karya mereka. Saya juga masih rutin mengulas buku nonfiksi dari Bincang Buku–lini nonfiksi Gramedia Pustaka Utama–yang kerja samanya sudah saya rajut sejak 2018, hingga kini.
Selain membeli sendiri buku-buku yang saya baca, kerja sama dengan penerbit tentunya berjasa dalam memenuhi ketersediaan bacaan saya. Beberapa buku gratis berhasil saya menangkan lewat giveaway di media sosial juga turut berkontribusi memenuhi rak buku saya di rumah. Karena saya banyak dapat buku gratis, jadi saya tidak banyak membeli buku tahun lalu.
Dari 68 judul buku yang saya baca tersebut masing-masing memberikan emosi dan pengalaman yang berbeda. Beberapa buku membuat saya terpikat, tapi ada juga buku yang saya rasa menjemukan. Tahun lalu saya juga membuka hati kepada penulis-penulis lama yang bukunya belum pernah saya baca sebelumnya seperti Colleen Hoover, Honey Dee (Hanny Dewanti), Ary Nilandari, Mahfud Ikhwan, N. H. Dini sampai Djokolelono. Pengalaman pertama membaca karya mereka meninggalkan kesan positif. Karya mereka worth to read. Terlebih saat membaca novel-novel Mahfud Ikhwan.
Saya menandai belasan buku yang saya favoritkan di tahun 2019. Tapi, saya putuskan untuk menyeleksi buku-buku tersebut menjadi 10 terbaik saja. Buku-buku tersebut tidak semuanya terbit tahun 2019. Banyak di antaranya buku-buku yang sudah lama terbit tapi saya baru membacanya tahun lalu. Kesepuluh buku ini adalah buku yang betul-betul saya sukai dan sangat melekat di hati, penilaiannya sangat personal dan subyektif sekali. Buku-buku tersebut sepertinya juga menjadi buku favorit banyak orang, bisa jadi buku favoritmu juga.
Ini dia daftar top 10 buku favorit tahun 2019 versi saya :
1. Small Fry (Lisa Brennan-Jobs, Qanita)
Saya tidak pernah tahu kalau Steve Jobs punya anak perempuan selain anak-anak dari istri sahnya. Lisa Brennan-Jobs merupakan anak biologis Steve Jobs dari hubungannya dengan Crisann Brennan di masa lalu. Melalui Small Fry, Lisa banyak bercerita bagaimana ia menjalani kehidupan manis-getir bersama Steve Jobs. Buku ini juga menjadi favorit Puthut E. A. lho!
2. It Ends with Us – Akhir Antara Kita (Colleen Hoover, Gramedia Pustaka Utama)
It Ends with Us menawarkan cerita pilu hubungan abusif suami-istri. Novel ini dibangun berdasarkan pengalaman pribadi ibu kandung si penulis yang mengalami KDRT oleh ayahnya.
3. Bumi Manusia (Pramoedya Ananta Toer, Lentera Dipantara)
Bisa jadi orang Indonesia lebih banyak yang menonton film Bumi Manusia daripada membaca bukunya. Ya, tidak apa-apa sih, setidaknya orang jadi tahu bahwa film tersebut merupakan karya maestro sastrawan kebanggan Indonesia. Saya agaknya terlambat membaca karya-karya Pram. Untung saja tetralogi Buru ini dicetak ulang oleh penerbitnya.
4. Dawuk (Mahfud Ikhwan, Marjin Kiri)
Saya pertama kali membaca karya Mahfud Ikhwan lewat Dawuk dan langsung cocok dengan gaya menulis Mas Mahfud. Dawuk meneropong kehidupan masyarakat desa kelas bawah berikut dengan kegelisaan dan konflik-konfliknya.
5. Tuesdays with Morrie – Selasa Bersama Morrie (Mitch Albom, Gramedia Pustaka Utama)
Tahun lalu saya membaca ulang Selasa Bersama Morrie karena dapat ‘PR’ dari Bincang Buku. Kalau tidak salah ingat, saya pernah membacanya antara tahun 2012 atau 2013. Kesannya masih sama yang saya rasakan dulu, bulir air mata saya jatuh lagi untuk kedua kalinya.
6. Orang-orang Oetimu (Felix Nesi, Marjin Kiri)
Ini juga menjadi pengalaman pertama saya membaca karya Felix Nesi. Saya tertarik membaca Orang-orang Oetimu karena novel ini menang penghargaan bergengsi. Ya, saya tuh lemah kalau liat novel yang ada embel-embel dapat penghargaan, rasanya pengin saya beli semua deh! Apa yang menarik dari novel ini? Well, saya suka settingnya yang berlatar Indonesia Timur.
7. Lethal White – Kuda Putih (Robert Galbraith, Gramedia Pustaka Utama)
Saya suka membaca novel-novel detektif. Serial Cormoran Strike ini selalu saya tunggu-tunggu kelanjutan bukunya. Padahal saya tuh tidak terlalu antusias dengan buku-buku berseri. Tapi khusus serial Cormoran Strike, saya akan sabar menunggu kemunculan seri terbarunya, tak peduli berapa pun tebal bukunya. Serial Cormoran Strike akan selalu menjadi bacaan favorit saya sepanjang masa. Setelah sukses dengan serial Harry Potter, menurut saya serial detektif yang digarap oleh J. K. Rowling ini juga disukai oleh banyak pembaca di seluruh dunia. Ya, meskipun agak sulit untuk menyamai ketenaran Harry Potter sih.
8. The Traveling Cat Chronicles (Horo Arikawa, Haru)
Ini adalah novel para bucing (budak kucing). Sebagai pecinta kucing, novel-novel yang bercerita tentang kucing dan kehidupannya selalu berhasil membuat saya mewek. Maka saat novel ini beredar, saya merasa wajib untuk membacanya.
9. Bumi yang Tak Dapat Dihuni (David Wallace-Wells, Gramedia Pustaka Utama)
Ketika membaca buku ini, timbul suatu keyakinan bahwa bumi kita sedang tidak baik-baik saja. Pemasanan global dan perubahan iklim bukanlah dongeng semata. Sungguh miris menerima kenyataan bahwa bumi yang kita sayangi ini semakin rapuh.
10. Kambing dan Hujan (Mahfud Ikhwan, Bentang Pustaka)
Setelah saya jatuh cinta dengan Dawuk, maka saya pikir perlu membaca karya Mahfud Ikhwan yang lain. Kali ini novel kambing dan Hujan menjadi pilihan saya. Mahfud Ikhwan kembali mengangkat cerita masyarakat pedesaan yang dibalut konflik keagamaan. Temanya mungkin agak sensitif ya karena menyoroti perseteruan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia. Tapi percayalah, di balik itu sebetulnya ada romantisme sepasang kekasih yang berkeras hati ingin menikah.
Bulan Januari hampir dua minggu terlewati. Semoga saya tidak terlalu terlambat menuliskan ini semua. Tahun ini saya berencana membaca 100 buku. Semoga target tercapai dan begitu juga dengan kalian.
Cuma baca Bumi Manusia. Hiks aku semakin hari semakin kudet sama buku-buku keren terbaru haaaa
Pantengin akun penerbit, Kak 😄